MURDANI

MURDANI
"Kebahagiaan, Tergantung Bagaimana Menikmati Hidup"

Mengenai Saya

Mataram, NTB, Indonesia
keluar dari kebiasaan karna "Manusia Dikutuk Untuk Merdeka" Tuhan memberikan jalan hidup yang berbeda apa yang aku katakan, adalah kebenaran yang aku yakini

Pages

Labels

LAHIR SEBAGAI PEMBERONTAK ATAU PENGUASA

Lahir dan dibesarkan di lingkungan Keluarga Petani, dengan suasana kampong yang sejak dulu memang kampung telah dikutuk oleh orang kota sebagai tempat tinggal orang-orang dengan latar pendidikan rendah, kuper, kolot, bukan suatu alasan untuk tertinggal dalam wawasan, karena masih ada keberuntungan dari orang tuaku yang berfikir modern yang mau melihat anaknya lebih baik dari apa yang mereka alami. Itulalah salah satu alasan orang tuaku menyuruh dan terus memotifasiku untuk terus belajar dan mencari pengetahuan yang sebanyak-banyaknya.

Dan motivasi itulah yang membuatku meninggalkan rumah untuk belajar dan mencari pengalaman sejak tamat SD waktu itu. Aku belajar mulai dari ilmu agama sampai politik, rasa ingin tau tak pernah padam, membuatku mencari-dan terus mencari. Dari mencari dan menyaksikan rangkaian peristiwa sejak melihat dunia ini, berjuta ketakjuban hidup dari detik demi detik langkah hidupku, menumbuhkan rasa kagum yang tiada terbendungkan,namun tiada terhingga rasa kecewa yang aku rasakan, akibat kecurangan dan vita hitam atas keadilan dinegeri ini, kasus demi kasus timbul dan tenggelam seperti dunia sinetron yang memperbudak generasi ini dengan tren hidup remaja yang jauh dari kepatutan aqidah. Rasanya belum lama Gus Dur dijatuhkan, rasanya baru kemarin Megawati dielu-elukan dan Akbar Tanjung dibebaskan dari semua tuduhan. Harmoko yang dulu begitu terkenal kini menghilang entah ke mana, tak seorang pun yang mempersoalkannya. Prabowo juga sudah lama tak kedengaran beritanya. Kita sudah lupa pada Widji Thukul, Yadin Muhidin, Deddy Hamdun, Noval Alkatiri, Petrus Bimo Anugerah atau Yani Avri yang menghilang bagaikan ditelan bumi. Bahkan kita sudah tak ingat lagi nama-nama konglomerat yang dulu pernah membobol uang rakyat. Tahu-tahu bermunculan para pembobol baru yang lebih canggih dan terlatih. SBY terpilih menjadi presiden. Konglomerat yang terlibat kasus BLBI diangkat menjadi menteri. Inul Daratista sudah kurang kedengaran lagi. Mantan menteri agama dijebloskan ke dalam penjara, begitu juga para petinggi KPU. Gelombang tsunami datang, disusul dengan bencana demi bencana yang tak kalah dahsyatnya. Harga BBM dinaikan setinggi langit. Tunjangan untuk wakil rakyat terus digelembungkan seolah ingin menghina akal sehat. Munir dibunuh dalam pesawat. Kebakaran hutan tak bisa dipadamkan, semburan lumpur panas tak mampu dikendalikan. Sejumlah desa menghilang dari peta.Banyak pesawat yang jatuh, banyak kapal yang tenggelam, banyak ferry yang terbakar, banyak kereta api bertabrakan. Banjir di mana-mana. Longsor menjadi hal biasa. Kecelakaan menjadi proyek. Bencana menjadi anugrah. Nyawa sekedar urusan angka. Itulah sebagian kecil dari ketidak adilan yang aku skasikan.
Dalam kesendirian aku termenung memikirkan nasib bangsa, yang diurus oleh para elit negeri ini yang tiada berpihak pada masyarakat “kemana para pemimpin dan penguasa negeri ini? Apa yang mereka kerjakan? Ataukah gedung presiden, gedung DPR dan MPR bukan lagi tempat mengurus dan memikirkan nasib rakyat, melainkan hanya tempat sandiwara belaka” tanyaku dalam hati. Atau mungkin benar kata Yasraf Amir Piliang "Bangsa Indonesia tengah terjerumus ke dalam satu situasi di mana batas antara salah dan benar, baik dan jahat, moral dan amoral menjadi kabur dan simpang siur. Kita berada pada satu keadaan ketidakpastian moral,".
Lalu apa yang harus kita perbuat dalam situasi seprti ini, apakah kita harus diam, menyaksikan semua ini, tentu tidak !!! disinilah kita harus memilih “ Apakah kita harus jadi penguasa atau jadi pemberontak?”. Kenapa tidak kita jadi penguasa untuk memperjuangkan keadilan dan kenapa tidak kita jadi pemberontak untuk keadilan. Dari situlah mungkin Aku diciptakan untuk jadi Penguasa atau jadi Pemberontak

MURDANI/28-03-2011
Category: 0 komentar

0 komentar:

Posting Komentar

pemuda NTB

pemuda NTB
hidup adalah kesehajaan tapi beruha berfikir beda dari yang lain itulah indahnya perbedaan, bukti nyata pemuda memiliki pendirian

jika hari ini, adalah pilihanku, aku siap mati dengan pilihan itu